Strategi Komunikasi yang Dapat Digunakan Guru dalam Proses Pembelajaran
Ada banyak strategi komunikasi
yang dapat dipilih guru dalam proses pembelajaran. Strategi-strategi tersebut
di antaranya: ceramah, diskusi kelas, kerja kelompok, dan kegiatan berbasis
sumber belajar. Pada semua strategi tersebut, komunikasi efektif guru penting
untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
Guru sebagai Penceramah
Ceramah merupakan strategi yang
paling sering digunakan guru dalam komunikasi pembelajaran. Richmond dalam
Iriantara dan Syaripudin menyatakan bahwa ceramah ini dari sisi pemanfaatan
waktu pembelajaran merupakan strategi yang paling efisien karena bisa
menyampaikan cukup banyak informasi pada khalayak dengan penggunaan alat bantu
sangat minimal. Namun, ceramah dipandang sebagai metode pembelajaran yang
kurang efektif karena peserta didik diposisikan pasif, hanya menyimak dan
kurang mendorong kegiatan tahap pembelajaran tingkat tinggi seperti: aplikasi,
analisis, sintesis, atau evaluasi.
Ada baiknya guru berlatih public
speaking untuk mengasah kemampuan komunikasi pembelajaran melalui ceramah.
Hal ini penting karena peserta didik berharap guru cukup memiliki pengetahuan
dan mengomunikasikannya dengan cara yang mudah dipahami. Materi ceramahnya
terorganisasi sehingga mudah diikuti, menarik, sesuai dengan konteks peserta
didik.Selain itu, gurunya pun dipandang kompeten dan antusias, dan memiliki
rasa humor.
Seorang
guru dapat meningkatkan efektivitas komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Mengalokasikan sebagian waktu yang tersedia untuk
menyampaikan materi utama, dan sebagian untuk mengulang materi dengan cara
berbeda seperti: Tanya jawab, memberikan contoh, dan bila perlu juga
menyisipkan humor.
b. Membantu peserta didik memahami dan mencatat materi
pembelajaran dengan menyajikan uraian materi yang mudah dipahami dan dicatat
umpamanya dengan menyajikan tabel, butir-butir penting, gambar, dan bagan.
c. Menyampaikan ceramah dalam suasana yang akrab. Menyapa
peserta didik dengan menyebut nama, bertanya jawab dengan peserta didik,
menggunakan kata yang menunjukkan kekitaan seperti “kelas kita” atau “pelajaran
kita”, senyum, santai, dan selingan humor menjadi contoh tindakan yang dapat
meningkatkan efektivitas ceramah dalam pembelajara (Iriantara dan Syaripudin,
2013: 76).
Guru sebagai Moderator
Salah
satu ciri kelas efektif adalah adanya interaksi positif antara guru dan peserta
didik serta di antara sesama peserta didik. Peran guru di kelas yang interaktif
adalah sebagai moderator. Agar menjadi moderator yang efektif, penting bagi
guru untuk memiliki keterampilan seperti yang dikemukakan hasil kajian di
Stanford University, yang dijelaskan oleh Richmond dalam Iriantara dan
Syaripudin, sebagai berikut:
a. Dapat mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.
b. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
c. Mampu mengajukan pertanyaan yang mendorong peserta
didik mendalami sendiri materi belajar.
d. Menggunakan pertanyaan yang mendorong penalaran
tingkat tinggi.
e. Mampu memfasilitasi berbagai pertanyaan dan komentar
peserta didik.
f.
Mampu menggunakan
media komunikasi nonverbal secara efektif.
g. Terampil dalam berbagai teknik interaksi guna mencegah
kebosanan (Iriantara dan Syaripudin, 2013: 76).
Guru sebagai Pembimbing
Dalam
pembelajaran yang menekankan aspek psikomotor, guru berperan sebagai
pembimbing. Ketika membelajarkan kemampuan psikomotoris, guru memfasilitasi
peserta didik harus berlatih sampai mereka benar-benar menguasai keterampilan
tersebut. Bagi peserta didik yang memiliki motivasi tinggi, tidak sulit
mengulangi latihan. Tapi, bagi peserta didik yang kurang motivasinya, guru
harus pandai membuat variasi latihan sehingga peserta didik tidak merasa bosan.
Guru sebagai Manajer
Untuk
membangun suasana belajar dan mengefektifkan proses pembelajaran, biasanya guru
membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok belajar. Peserta didik yang
belajar dalam kelompok biasanya terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran, melatih dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam komunikasi
interpersonal, dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran melalui pembelajaran oleh sesama peserta didik. Dalam pembelajaran
melalui kelompok kecil ini, guru berperan sebagai manajer, yakni manajer sumber
belajar dan manajer personal.
Sebagai
manajer sumber belajar, guru memutuskan komposisi tugas kelompok dan cara
peserta didik dikelompokkan. Guru mengatur komposisi peserta didik yang ada
dalam satu kelompok ssehingga peserta didik yang berada dalam kelompok cukup
beragam, yakni peserta didik yang berkemampuan di atas rata-rata, rata-rata,
dan di bawah rata-rata. Tujuannya, untuk menjaga keseimbangan interaksi
antarkelompok terbentuk, guru memonitor kinerja setiap peserta didik dalam
kelompok, agar semua peserta didik memberikan kontribusi pada
kelompoknya.Sebagai manajer personal, guru menyediakan akses pada informasi
yang dibutuhkan untuk semua kelompok sehingga bisa menyelesaikan tugas yang
diberikan.
Guru sebagai Koordinator dan
Inovator
Untuk
mengomunikasikan pembelajaran secara efektif kepada peserta didik, guru dapat
berperan sebagai koordinator dan inovator.Komunikasi pembelajaran tidak hanya
membutuhkan kemampuan verbal dalam berkomunikasi, tapi juga kemampuan mendesain
sumber belajar dan media pembelajarannya. Guru sering kurang menyadari begitu
banyaknya media yang bisa dijadikan alat bantupembelajaran, misalnya: film,
video-audio, majalah, dan internet. Bagi guru yang kreatif dan inovatif, apa
saja yang ada di kelas bisa menjadi alat bantu pembelajaran. Di era digital
seperti sekarang, ada banyak hal yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar dan
alat bantu pembelajaran. Keberadaan media dan sumber pembelajaran tersebut
memudahkan guru mengomunikasikan pembelajaran.Satu hal yang perlu diingat guru
dalam menggunakan sumber belajar secara efektif adalah penguasaan dan pemahaman
atas media tersebut sehingga penggunaannya di kelas dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.