Kenali Potensi yang Dimiliki Peserta Didik
Potensi
adalah kemampuan yang masih terkandung dalam diri peserta didik yang diperoleh
secara herediter (pembawaan). Menurut Sayopdih (2007:159) kecakapan potensial
merupakan kecakapan-kecakapan yang masih tersembunyi, masih kuncup belum
terwujudkan, dan merupakan kecakapan yang dibawa dari kelahiran. Dengan
demikian potensi merupakan modal dan sekaligus batas-batas bagi perkembangan
kecakapan nyata atau hasil belajar. Peserta didik yang memiliki potensi yang
tinggi memungkinkan memiliki prestasi yang tinggi pula, tapi tidak mungkin
prestasinya melebihi potensinya.
Melalui proses belajar atau pengaruh
lingkungan, maka potensi dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi hasil belajar
atau kecakapan nyata dalam berbagai aspek kehidupan dan perilaku. Oleh karena
potensi merupakan kecakapan yang masih tersembunyi atau yang masih terkandung
dalam diri peserta didik, maka guru sebaiknya memiliki kemauan dan kemampuan
mengidentifikasi potensi yang dimiliki peserta didik yang menjadi siswa
asuhnya, kemudian membantu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
Jenis-jenis Potensi
Potensi dibedakan menjadi potensi
fisik dan potensi psikologis (Desmita, 2014:40). Potensi psikologis berkaitan
dengan kecerdasan atau inteligensi (intelligence), bakat (aptitude), dan
kreativitas. Kecerdasan diantaranya adalah kecerdasan umum (kemampuan
intelektual) dan kecerdasan majemuk. Bakat terbagi menjadi bakat sekolah (scholastic
aptitude) dan bakat dalam pekerjaan (vocational aptitude).
Potensi Fisik
Potensi fisik berkaitan dengan
kondisi dan kesehatan tubuh, ketahanan dan kekuatan tubuh, serta kecakapan
motorik (Desmita,2014:53). Ada di antara individu yang memiliki potensi fisik
yang luar biasa, mampu membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta
memiliki kekuatan fisik yang tangguh. Menurut Gardner (Syaodih, 2007:95)
individu yang memiliki kecerdasan kinestetis,
berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah raga dengan cepat, selalu
menunjukkan permainan yang baik, atau individu yang berbakat dalam seni tari
mampu menguasai gerakan-gerakan yang indah dan lentur.
Potensi Psikologis
(1). Potensi
Kecerdasan Umum
Kecerdasan
umum (general intelligence) atau kemampuan intelektual merupakan
kemampuan mental umum yang mendasari kemampuannya untuk mengatasi kerumitan
kognitif (Gunawan, 2006:218) . Kemampuan umum dikaitkan dengan kemampuan untuk
pemecahan masalah, berpikir abstrak, keahlian dalam pembelajaran. Menurut
Syaodih (2007:256) seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi maka memiliki
kemampuan yang tinggi dalam mengenal, menerima, dan memahami pengetahuan,
menganalisa, mengevaluasi, dan memecahkan masalah, membaca, menulis, serta
mengingat fakta. Inteligensi atau kemampuan intelektual merupakan potensi bawaan
(potential ability) yang dikaitkan dengan keberhasilan
peserta didik dalam bidang akademik di sekolah. Peserta didik yang memiliki
intelektual tinggi atau IQ nya (tingkat intelegensi) tinggi diprediksi akan
memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, dan sebaliknya.
(2). Kecerdasan
Majemuk
Menurut
Gardner (Syaodih, 2011:95) tingkat inteligensi atau IQ bukan satu-satunya
kecerdasan yang dapat meramalkan kesuksesan, akan tetapi ada kecerdasan dalam
spektrum yang lebih luas yaitu kecerdasan majemuk (multiple intelligentce) .
Dalam diri anak terdapat berbagai potensi atau kecerdasan majemuk. Menurut
Gardner setiap anak memiliki kecenderungan dari delapan kecerdasan, meskipun
memiliki tingkat penguasaan yang berbeda.
- Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence), kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks (penulis, ahli bahasa, sastrawan, jurnalis, orator, penyiar adalah orang-orang yang memiliki inteligensi linguistik yang tinggi.
- Kecerdasan matematika – logis (logical-mathematical intelligence), kecakapan untuk menyelesaikan operasi matematika (para ilmuwan, ahli matematis, akuntan, insinyur, pemrogram komputer).
- Kecerdasan spasial–visual (visual-spatial intelligence), kecakapan berpikir dalam ruang tiga dimensi (pilot, nakhoda, astronot, pelukis, arsitek, dll.)
- Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence). Kecakapan melakukan gerakan dan keterampilan-kecekatan fisik (olahragawan, penari, pencipta tari, perajin profesional, dokter bedah).
- Kecerdasan musik (musical intelligence). Kecakapan untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada, (komposer, musisi, kritikus musik, penyanyi, pengamat musik).
- Kecerdasan hubungan sosial (interpersonal intelligence). Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain secara efektif (guru, konselor, pekerja sosial, aktor, pimpinan masyarakat, politikus)
- Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Kecakapan mengenali dan memahami diri serta menata diri sendiri secara efektif (agamawan, psikolog, psikiater, filsuf).
- Kecerdasan naturalis adalah kecakapan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta (petani, ahli botani, arkeolog, antropolog, ahli ekologi, ahli tanah,atau pecinta lingkungan).
Konsep
kecerdasan majemuk bukanlah hal baru, ahli-ahli lain menyebutnya sebagai bakat
atau aptitude. Dalam pandangan Gardner tidak ada manusia bodoh, terutama
jika individu diberikan rangsangan yang tepat. Setiap peserta didik memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda-beda dari 8 kecerdasan majemuk. Setiap
kecerdasan akan menjadi suatu kemampuan yang luar biasa jika lingkungan
(orangtua dan guru) memberikan rangsangan yang tepat.
(3). Bakat
Bakat merupakan kecakapan dasar atau suatu potensi
yang merupakan pembawaan untuk memperoleh suatu pengetahuan atau keterampilan
pada bidang tertentu. Setiap individu memiliki bakat hanya berbeda baik dalam
derajat maupun jenisnya. Bakat dapat dikelompokkan menjadi bakat bilangan,
bakat bahasa, bakat tilikan ruang, tilikan hubungan sosial, dan bakat gerak
motoris (Makmun, 2009:55). Pembagian jenis bakat mungkin dikaitkan dengan
bidang studi atau bakat sekolah (scholastic aptitude) atau bidang
pekerjaan (vocational aptitude). Bakat sekolah berkaitan dengan
kemampuan penguasaan ilmu, penguasaan mata pelajaran, seperti bakat
matematika, bahasa, fisika, sejarah, IPS, olah raga, musik, menggambar dan
keterampilan. Bakat pekerjaan berkaitan dengan penguasaan bidang pekerjaan
seperti bidang teknik, pertanian, dan ekonomi (4). Kreativitas
Kreativitas
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia . Dengan kreativitas individu
dapat mencapai keberhasilan dan kebahagiaan. Orang kreatif adalah orang yang
unggul, terus belajar, dan membuat kreasi. Setiap orang memiliki potensi
kreatif meskipun dalam derajat yang berbeda (DePorter, 2001:293). Kreativitas
mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru, berbeda, unik, baik itu berbentuk
lisan, tulisan, maupun konkret atau abstrak. Kreativitas timbul dari pemikiran
divergen. Berpikir divergen mempertimbangkan beberapa jawaban yang mungkin ada
untuk suatu masalah (Hurlock, 2013:5). De Bono (1991:8) menyebutnya sebagai
berpikir lateral. Pola berpikir lateral selalu berkaitan dengan ide-ide baru
sehingga nampak erat kaitannya dengan pola berpikir kreatif. Berpikir secara divergen atau lateral, memberi kesempatan
kepada anak untuk mengemukakan pendapat sebanyak mungkin tanpa memikirkan bahwa
pendapat yang disampaikan itu benar atau salah, memberikan jawaban yang
berbeda, memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah, dan memberikan
gagasan-gagasan yang berbeda atau baru.
*Dari berbagai sumber